Tips n Trick Sehat Alami

UMUM

* Dengan hanya mengkonsumsi protein nabati pada para penderita kanker stadium awal, akan menyebabkan sel-sel kanker berhenti menyebar dan tidak bertambah banyak. Jadi satu-satunya cara untuk hidup sehat adalah dengan cara merubah pola makan kita yang terbiasa dengan protein dari daging menjadi makan protein nabati.
* Peanut Butter (Selai Kacang), biarpun terbuat dari kacang-kacangan, tapi amatlah tidak sehat. Di Filipina, sebuah penelitian menghasilkan sebuah data bahwa angka kematian anak-anak usia lima tahun ke bawah akibat kanker liver terbanyak berasal dari kalangan keluarga kaya raya yang biasa memberikan peanut butter kepada anak-anak mereka. Ini terjadi karena biasanya peanut butter diproduksi dari kacang-kacang yang kurang baik kualitasnya, seperti yang busuk.
* Kebiasaan minum air dingin setelah selesai makan akan berpotensi menyempitkan pembuluh darah. Kebiasaan orang-orang China untuk minum sup panas setelah makan (sebaliknya terjadi pada kebiasaan orang-orang barat) mungkin untuk memperkecil resiko penyempitan pembuluh darah. Ini adalah kebijaksanaan lokal yang sudah teruji ribuan tahun lamanya.
* Food supplement yang biasa dijual bebas dengan harga yang mahal pun tidak mampu menggantikan 100 % fungsi-fungsi dan kombinasi makanan alami yang kita pelajari dari kebudayaan lokal/setempat. Jadi kita semua diharapkan tidak termakan oleh iklan-iklan dari produsen food supplement ini dan lebih baik memakan buah-buahan dan sayur-sayuran yang segar.

IBU HAMIL & MENYUSUI

* Wanita yang memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada anaknya adalah wanita yang paling kecil resikonya menderita kanker atau kista.
* Seorang ibu diharapkan memberikan susu ASI kepada bayi yang baru lahir selama antara 6 bulan - 1 tahun daripada diberikan vaksinasi karena susu ASI merupakan “vaksinasi alamiah” yang jauh lebih baik.

Makanlah Banyak Kubis, Karena Kubis Dapat Mencegah Terjadinya Kanker Kulit
Meski Soya Yang Terkandung Dalam Kacang Kedelai Bagus Untuk Tubuh, Tetapi Jika Terlalu Banyak mengkonsumsi Dapat Menimbulkan Berbagai Penyakit Seperti Kanker PAyudara.

Kehadiran sang buah hati menjadi dambaan setiap pasangan keluarga baru. Namun, tidak adanya perencana kehamilan kadang bisa menimbulkan masalah pada bayi.

Semua ibu hamil, siapa pun orangnya, tentu mengharapkan si jabang bayi terlahir ke dunia dengan kondisi sempurna, fisik maupun psikis. Teknologi kedokteran melalui USG mungkin bisa memantau dan mendeteksi perkembangan kondisi janin dalam kandungan ibu, termasuk kemungkinan kecacatan.

Namun, tak kalah penting adalah informasi dan pengetahuan bagi si ibu atau calon ibu. Sebabnya, beberapa kasus kelainan atau kecacatan pada bayi ternyata bisa dicegah melalui langkah preventif yang harus dilakukan sejak sebelum kehamilan.

Neural Tube Defects (disingkat NTDs atau NTD saja) adalah contoh kelainan yang risikonya bisa diminimalisasi lewat konsumsi asam folat sejak tiga bulan sebelum kehamilan. Asam folat bisa didapat secara alami dari sayuran hijau maupun makanan yang difortifikasi dengan folat seperti susu, daging, telur, ikan, dan gandum.

“Ini penting, sebab NTD itu terjadi pada usia 0-28 hari pertama kehamilan. Padahal, pada rentang usia tersebut kebanyakan wanita belum tahu kalau dirinya hamil,” kata Kepala Divisi Fetomaternal FKUI/RSCM dr Noroyono Wibowo SpOG.

NTD disebabkan oleh kegagalan menutup tabung saraf dengan sempurna pada hari ke-28 setelah konsepsi. Kadar folat sel darah merah yang rendah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap NTD, seperti spina bifida, suatu kondisi saat otak dan sumsum tulang belakang bayi tidak tumbuh seutuhnya.

Kecacatan juga bisa timbul di area kepala, misalnya timbul celah atau semacam tonjolan (herniasi) di tulang tengkorak yang disebut ensefalosel. Selain itu, bisa juga bayi lahir tanpa tempurung kepala dan otak (anensefali). Jenis kecacatan ini dapat dilihat pada usia kehamilan 17 minggu. Angka kasusnya berkisar 1 di antara 1.000 kehamilan.

“Jadi, asupan folat harus direncanakan sebelum hamil. Masalahnya, sekitar 50% kehamilan itu tidak direncanakan,” ujar ahli diet dan nutrisi dari Departemen of Human Nutrition Universitas Otago New Zealand Dr Tim Green, kepada media di Jakarta, belum lama ini.

Sebuah studi telah dilakukan untuk menguji kadar folat sel darah merah pada lebih dari 700 wanita Asia usia 18-40 tahun di Jakarta, Beijing, dan Kuala Lumpur. Ini dilakukan untuk memperoleh prediksi tingkat NTD di kota-kota tersebut.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition edisi terbaru (2007) tersebut mengungkapkan bahwa hanya sekitar 40% wanita usia subur di Jakarta yang kadar folatnya ideal.

“Itu artinya, 3 dari 5, atau 60% wanita usia subur di Jakarta memiliki kadar folat sel darah merah yang kurang dari ideal. Ini berakibat pada prediksi tingkat NTD sebesar 15 dari 10.000 kelahiran. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara maju seperti Amerika Utara, yaitu 5 dari 10.000 kelahiran,” ungkap Dr Green selaku pimpinan dari proyek yang melibatkan Fonterra Brands Ltd,tim dokter dari SEAMEO TROPMED-RCCN Universitas Indonesia (UI), serta para peneliti dari Universitas Putra Malaysia, Peking Union Medical College Hospital di China, dan the University of Otago di Selandia Baru.

Jika disandingkan dengan kota-kota di negara maju, mungkin saja Jakarta lebih “parah” dalam hal defisiensi folat. Namun ternyata, angka 40% tersebut masih lebih baik dibandingkan temuan di Beijing, yang mana sekitar 12% saja wanita usia subur yang memiliki kadar folat sehat.Begitu pula di Kuala Lumpur yang hanya 15%, atau prediksi NTD sebanyak 24 dari 10.000 kelahiran.

Menanggapi temuan fakta tersebut, anggota tim peneliti dari SEAMEO TROPMEDRCCN UI Siti Muslimatun PhD mengungkapkan, hal itu mengisyaratkan bahwa program fortifikasi pangan yang diwajibkan di Indonesia kemungkinan menjadi salah satu jawabannya.

Dia memaparkan, salah satu upaya program fortifikasi pangan yang diperkenalkan sejak 2001 itu adalah memfortifikasi gandum dalam negeri dan impor dengan asam folat.

“Mungkin ini bisa menjelaskan mengapa status folat di kalangan wanita Jakarta lebih tinggi dibandingkan wanita di China dan Malaysia, di mana program fortifikasi semacam itu tidak ada. Namun demikian, kadar folat pada wanita Indonesia masih di bawah kadar optimal,” tandasnya. Adapun level folat yang optimal mencegah NTD adalah 905 nmol/L.